Banda Aceh- Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Siem, Darussalam, Aceh Besar menerima kunjungan khusus dari kedutaan Jepang Mr Sinthani Naoyuki, Penasehat Kedutaan Jepang bidang Politik di Jakarta.
“Ketertarikan Mr Sinthani terhadap Pesantren dan politik Aceh setelah mendengar dan membaca buku Biografi Abu Hasan Krueng Kalee, seorang ulama dan tokoh pergerakan masa kemerdekan dan konflik DI/TII Aceh, yang di hadiahkan oleh Tgk Mutiara Fahmi dalam rangka kunjungannya ke Jepang memenuhi undangan Kementrian Luar Negeri Jepang kepada Pimpinan Pesantren Se-Indonesia dalam rangka membangun komunikasi antar agama dan budaya pada tahun 2012 silam”. Jelas Mutiara Fahmi.
“Ternyata Jepang cukup besar perhatian untuk Pesantren karena mereka melihat Aceh adalah daerah pertahanan melawan penjajah dan secara umum di Indonesia Pesantren bisa mewarnai setiap rezim politik yang memimpin negara”. Tambah Fahmi.
Menurut Mr Sinthani Naoyauki, ketertarikan berkunjung ke Pesantren di Aceh adanya kesamaan sistem/manajemen antara Pesantren dengan Kishukujuku (sekolah agama sistem asrama) yang tersebar di seluruh Jepang ada sekitar dua puluh di antara lain di daerah Tokyo, Kyoto, Kochi, Kagoshima, Osaka dan lain-lain. jelas Sinthani kepada Pembina Yayasan Darul Ihsan, Tgk H Waisul Qarany Ali dan Tgk Muhammad Faisal di Dayah Darul Ihsan.
Kemudian ketertarikan Penasehat Kedutaan Jepang bidang Politik ini karena keunikan Aceh dengan adanya Partai Lokal. Untuk mengetahui informasi langsung maka Mr Sinthani Naoyauki direncanakan akan bertemu dengan sejumlah tokoh Partai Lokal besok di kantor DPRA pukul 09.30- 11.00 WIB dan juga akan berkunjung ke Kampus Syiah Kuala.
Malam ini (Selasa, 10 Maret 2014) Mr Sinthani Naoyauki akan menginap di Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee dan akan memberikan kuliah umum untuk santri santri Darul Ihsan Pukul 21.00 WIB tentang kesamaan dan perbedaan Pesantren Aceh dengan Kishukujuku di Jepang. (Tafa).