Menyosong Tahun Ajaran Baru, Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee Rampungkan Revisi Kurikulum

Banda Aceh – Menyongsong Tahun Ajaran baru 2023/2024 Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee, Siem, Darussalam, Aceh Besar  mengadakan kegiatan perampungan revisi kurikulum selama tiga hari mulai 21 – 23 November 2022 di hotel Grand Aceh Syariah, Lamdom , Lueng Bata, Banda Aceh.

Tgk Muhammad Faisal, pimpinan dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee mengatakan,  kegiatan revisi kurikulum  adalah kegiatan resmi dari dayah yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Dayah, Provinsi Aceh.

Alhamdulillah, Dayah Darul Ihsan sudah sudah ada kurikulum sejak awal berdiri, dan sudah direvisi beberapa kali, 2010, 2020 dan sekarang finalisasinya pada tahun 2022. Insya Allah,  tahun ini bisa kita cetak untuk pegangan para guru dan barangkali jadi masukan untuk dinas dayah Aceh sebagai bahan penyempurnaan kurikulum dayah terpadu di Aceh.

“Jadi, kita sangat serius mengikuti  kegiatan penting ini, semoga  lahir perangkat belajar  (kurikulum, silabus dan RPS) yang paripurna dari kegiatan yang didanai dari  pokok-pokok pikiran (pokir) HT  Ibrahim, MM, DPRA Aceh Partai Demokrat.” Terang  Tgk Faisal yang juga sebagai anggota MPU Aceh.

Mahfuzh, SE panitia dari DPDA mengatakan, kita apresiasi  kepada 35 orang peserta pelatihan yang terdiri dari guru senior dayah salafiah, para doktor, magister dan sarjana strata satu, yang berlatar belakang pendidikan, terlihat sangat serius.

Acara  yang bertema, “Pengembangan Mutu Pendidikan  dan  Penyusuna Kurikulum Dayah Darul Ihsan” Panitia mengundang para pakar untuk pengayaan materi, aktifis dan praktisi dayah Aceh, Tgk Mustafa Husen Woyla, S.Pd.I,  Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Alumi Dayah (ISAD) Aceh, unsur  Ormas Islam berbasis dayah, Dr Taharuddin, MA, dari kanwil Kementerian Agama Aceh, juga Tgk Ibnu Rizal dari unsur  Dayah salafiah Aceh. []

 

 

 

 

 

MENJADIKAN RASULULLAH TAULADAN UMAT

Oleh: AYAH H MUHAMMAD FAISAL

(Naskah khutbah jum’at 30 September 2022 di Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh)

Ada beberapa tingkatan derajat supaya kita bisa terpaut hati dan tumbuh rasa cinta pada kekasih Allah subhanahu wa ta’ala, Sayyidina Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam.

Derajat yang pertama adalah mengenal Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan beriman kepadanya. Beriman kepada Beliau hukumnya wajib.

Allah SWT telah mengutus para Rasul ‘alaihimus salam dan menurunkan kitab-kitab-Nya, hingga mengutus Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai penutup para Rasul. Telah diturunkan risalah kepada nabi Musa ‘alaihi as-salam, telah diturunkan risalah kepada nabi Isa ‘alaihi as-salam. Kemudian ditutup dengan risalah yang diturunkan kepada nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, Dan ini merupakan risalah terakhir.

Dalam hadits nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata :

 بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ

“Aku diutus, sementara antara aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini (yakni jari telunjuk dan jari tengah).” (H.R Muslim)

Oleh karena itu Allah SWT mewajibkan kita beriman terhadap perkara ini, Bahwasanya tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Dia adalah pencipta, Pemberi Rezeki, Maha mampu atas segala sesuatu. Allah mengutus para Rasul sebagai penuntun dan menurunkan kitab-kitab sebagai petunjuk.

Allah membebankan (taklif) kepada ummat manusia dalam kehidupan dunia ini dengan syariat-Nya, Halal dan Haramnya. Kemudian Allah menetapkan larangan dan menetapkan perintahnya. Memerintahkan kita untuk beribadah. dan membolehkan segala hal yang halal. Dan melarang kita terhadap perkara yang haram, memakruhkan terhadap perkara yang makruh, dan membolehkan terhadap perkara yang mubah. Inilah hukum-hukum taklif yang telah Allah tetapkan dalam hal ibadah kepada-Nya. Allah SWT berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat Ayat 56)

Kemudian Allah memerintahkan kita untuk menjadi pemakmur diatas permukaan bumi.

Dalam Al-Qur’an surah Hud Allah berfirman

هُوَ أَنْشَأَكُمْ مِنَ الأرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيهَا

Dia telah menciptakan kalian dari tanah dan menjadikan kalian pemakmurnya. (Hud: 61)

Dalam hal tazkiyyatun nafsi (penyucian diri) Allah berfirman :

قَدْ أَفْلَحَ مَنْ زَكَّاهَا (9) وَقَدْ خَابَ مَنْ دَسَّاهَا (10)

Sungguh beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (9) Dan sungguh merugilah orang yang mengotorinya (10) QS. al-Syams

Ini merupakan diantara apa yang diajarkan dan dibawa oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Dan yang diajarkan ini merupakan perintah dari Allah. Dengan beriman kepada Nabi maka kita akan melaksanakan perintah-perintah ini.

Dan Allah juga memerintahkan kita untuk bershalawat kepadanya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surat  Al Ahzab :

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤئكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya. (QS Al Ahzab: 56)

Shalawat kepada nabi memiliki kedudukan yang sangat Agung, sehingga Allah menjadikan shalawat ini salah satu rukun shalat. Tidak sah shalat apabila dalam tahiyyat tidak membaca shalawat kepada Nabi.

Derajat yang kedua adalah dengan menghadirkan rasa cinta kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam.

Orang yang paling mencintai nabi Muhammad shalallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling banyak mengucapkan shalawat kepadanya.

Dan Allah membalas setiap satu kali shalawat kepada nabi dengan 10 kali kebaikan.

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَا

“Barang siapa yang bershalawat kepadaku sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan” ( HR Ahmad )

Rasa cinta kita kepada nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam pada hakikatnya adalah bagian daripada kita mencintai Allah.

قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ (آل عمران : ۳۱)

Katakanlah (Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. Ali ‘Imran: 31)

Memiliki rasa cinta kepada Nabi shalallahu alaihi wa sallam membuat kita memujinya, membacakan shalawat kepadanya, memiliki keterpautan hati dengannya. Dan hal inilah yang akan membuat kita meneladaninya dalam kehidupan, mengikuti sunnah-sunnahnya, dan meninggalkan yang dilarang olehnya.

Oleh karenanya kita melihat kaum muslimin dari masa para sahabat hingga sekarang melantunkan pujian-pujian kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam melalui qasidah-qasidah yang dinamakan dengan al-Madh (pujian).

Sebagaimana misalnya yang dilantunkan oleh Hassan bin Tsabit :

وأحسن منك لم ترى قطّ عيني .  وأجمل منك لم تلد النساء

Yang lebih indah darimu tak pernah dilihat oleh mataku. Dan yang lebih tampan darimu tak pernah seorang wanita pun melahirkannya.

خلقت مبرّأ من كلّ عيب . كأنك قد خلقت كما تشاء

Engkau diciptakan bersih dari segala macam aib. Seolah engkau diciptakan menurut kehendakmu sendiri, wahai Rasulullah.

Ini adalah pujian kepada Rasulullah yang dilantunkan oleh sayyidina Hassan bin Tsabit. Dan juga ada pujian lain yang dilantunkan oleh Ka’ab bin Zuhair dalam qasidahnya Banat su’ad.

Sayyidina Hassan bin Tsabit pernah jatuh dalam peristiwa fitnah ifki (berita bohong), beliau termakan dengan isu fitnah ini, Beliau juga termasuk orang yang menyebarkannya. Ketika wahyu turun dan menyatakan Siti Aisyah terbebas dari fitnah yang dituduhkan, sayyidina Hassan bertaubat memohon ampun kepada Allah dan meminta maaf kepada Rasulullah. Karena cintanya kepada Rasulullah, Allah mengampuni sayyidina Hassan bin Tsabit dan kemudian beliau menjadi penyair Rasulullah.

Nu’aiman seorang sahabat Nabi yang candu dengan Arak (minuman keras), berulang kali setelah mabuk beliau mendatangi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan mengatakan ya Rasulullah thahhirnii (sucikanlah aku), tegakkkan hukum atasku. Kemudian ditegakkan had atasnya dengan dicambuk 40 kali lalu beliau pun bertaubat. Tak lama kemudian beliau tergelincir lagi dan datang lagi kepada Rasulullah untuk minta ditegakkan hukum. Hingga kali keempat, sayyidina Umar minta kepada Rasulullah untuk membunuhnya.

Rasulullah berkata :

إنه يحب الله و رسوله

Wahai Umar… Sungguh ia mencintai Allah dan Rasul-Nya.

Karenanya tingkatan derajat kedua ini yaitu mencintai Baginda Rasulullah menjadi penting, agar hati kita terikat, terpaut dengan Beliau.

Derajat yang ketiga adalah Al-‘amal (amalan) dan al-ittiba’ (mengikuti).

Amal dan ittiba’ ini akan lahir dari rasa hubb atau cinta kepada Rasulullah. Ketika cinta telah ada dalam hati maka kita akan cenderung mengikuti orang yang kita cintai. Rasulullah adalah Sayyid ash-shalihin (Penghulu Para Orang Shaleh). Pedoman terbaik, suri tauladan terbaik dari segala bentuk.

Dari segi Rifq (kelembutan), Rahmah (Kasih Sayang), Huduk (Ketenangan) dan Sakinah (Ketentraman).

Nabi berkata kepada Siti Aisyah :

يا عائشة إن الرفق ـ لا يكون في شيء إلا زانه ،ولا ينزع من شيء إلا شانه

“Tidaklah kelembutan diletakkan pada suatu kecuali akan menghiasinya, dan tidaklah diangkat kelembutan tersebut kecuali akan merusaknya dan memperburuknya.” (HR. Bukhari, Muslim dan An nasai).

Rasulullah mendapatkan ketenangan dalam shalat.  ارحنا بها يا بلال

“Wahai Bilal… rilekskan kami dengan sholat”.

Hendaknya kita juga ber- ittiba’ mengikuti, mencontoh Rasulullah dengan mencari ketenangan di dalam shalat sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah.

Inilah derajat ittiba’.

Derajat yang keempat adalah kita hidup bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Disini Rasulullah  memiliki jiwa kita, akal kita, hati kita, ruh kita.

Perhatikan dibalik shalat ada khusyu’ , dibalik puasa ada rahasia puasa hanya kita dan Allah yang tau, dibalik haji ada tujuan dan maksud yang ingin dicapai yaitu Allah SWT. Bagaimana amalan ini mau sampai kepada Allah kalau kita mengesampingkan Rasululllah.

Di antara para sahabat ada yang bermuamalah dalam kehidupan sebagaimana muamalah nya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah Abu Bakar.

Abu bakar menjadikan Rasulullah sebagai pedoman dan suri tauladan.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ

Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (QS Al Ahzab 20)

وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ

Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah (QS Al Hasyr 7)

Abu bakar adalah orang yang menemani Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam hijrah. Beliau bermuamalah dengan rasul seperti muamalah ibu dengan anak. Menjaga Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dari setiap bahaya yang ada. Inilah sosok manusia yang hatinya telah melekat dengan hati Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Hingga hidup dengan kehidupannya Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam. Menjadikan Rasulullah sebagai pedoman dan tauladan dari segala segi.

Dengan mengenal Rasulullah melalui sirah nya, beriman kepadanya, menghadirkan rasa cinta kepadanya, lalu diikuti dengan amal dan ittiba’ kepadanya, maka dengan demikian kita telah menjadikan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam sebagai teladan. [add web]

[Teks Khutbah Ayah H Muhammad Faisal, Pimpinan Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee]

Lagi, Aceh Miliki Doktor Bidang Balaghah Lulusan Sudan

Khartoum, Sudan – Promovendus  Dr. Tgk. H. Muakhir Zakaria, S.Pd.I., M.A berhasil memperoleh gelar doktoralnya di University of Bakht Alruda, Sudan. 17 Maret 2022 M/14 Sya’ban 1443 H.

Mahasiswa Doktoral asal Peureulak dan sebagai Sekretaris Umum Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee berhasil mempertahankan Desertasi-nya di depan para penguji;

(1) Prof. Dr. Shalah Ibrahim Abdurrahim, (2) Prof. Dr. Muhammad Al-Amin Yusuf Kibir dan (3) Prof. Dr. Hima Al-Amin Al-Shadiq Al-Asham

Adapun desertasi berjudul,

Tathwir Manhaj Al-Balaghah fi Dhau-i Al-Madkhal Al-Takamuli li Ta’limi Al-Lughah Al-Arabiyah fi Al-Jami’at Al-Islamiyah bi Iqlim Atsyih bi Indunisia (Pengembangan Kurikulum Balaghah dalam Bingkai Pendekatan Integrasi di Berbagai Universitas Islam di Provinsi Aceh).

Ilmu balaghah merupakan sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan masalah kalimat, yaitu mengenai susunannya, maknanya, pengaruh jiwa, keindahan, dan kejelian pemilihan kata yang sesuai dengan tuntutan. Sebagai sebuah disiplin ilmu, ilmu balaghah mempunyai tiga bidang kajian, Bayan, Ma’ani dan Badi’.

Di antara hal penting dalam disertasi alumni Bahasa Arab UIN Arraniry, Magisternya di Jamiah Dual al Arabiyah / Arab International University Kairo Mesir ini sebagai berikut;

Ilmu Balaghah adalah ilmu tujuan. Artinya, ilmu-ilmu bahasa Arab lain bertujuan utk memperkuat dan menghasilkan balaghah, di antaranya ilmu Nahwu, Sharaf, Matn Al-lughah, dan lainnya.

  1. Ilmu Balaghah juga salah satu ilmu alat. Artinya, Balaghah merupakan salah satu alat untuk mengkaji Alquran, Sunnah, dan kitab-kitab para ulama.
  2. Pengajaran Balaghah di kampus Islam di Aceh perlu merumuskan kurikulum yang dapat memadukan Balaghah dengan ilmu-ilmu lainnya, dan memadukan Balaghah dengan pengembangan skill berbahasa Arab terutama skill berbicara dan menulis.

Tgk Muakhir berterima kasih kepada semua unsur yang telah mendukung penuh sampai ke siding munaqasyah, terutama Lembaga Pengembangan Sumber Daya Mitra (LPSDM), KMA Sudan dan Dayah Darul Ihsan serta seluruh teman-teman yang telah membantunya.

Sidang Disertasi dihadiri oleh sejumlah Pengurus Keluarga Mahasiswa Aceh (KMA), Sudan dan juga beberapa mahasiswa dari daerah lain.

Di Aceh, H. Musannif, Ketua Yayasan Dayah Darul Ihsan, Abu Hasan Krueng Kalee mengapresiasi atas capaian bidang akademik yang terhitung langka ini.

“Semoga Tgk Muakhir jadi aset Aceh bidang bahasa Arab, tidak hanya untuk kampus, namun juga dayah-dayah di Aceh. kita berharap nantinya ilmu yang di dapat di sudan, bisa ditulis menjadi buku/kitab untuk thalabah di Aceh.” Harap Tgk Musannif. [*]

Memperingati Hari Guru Nasional, Organisasi Santri Darul Ihsan (OSDI) Gelar Pemilihan Guru Favorit

25 November dikenal sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Banyak kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai pihak, terutama pihak-pihak yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Untuk memeriahkan HGN 2021, OSDI Bagian Pengajaran Periode 2020/2021 melakukan pemilihan guru favorit siswa bekerjasama dengan para Musyrif dan Musyrifah.

Pemilihan guru terfavorite ini dilakukan dengan mengumpulkan suara terbanyak dari seluruh siswa Tingkat MTs, MA dan SMK Darul Ihsan baik putra maupun putri. Data hasil survey tersebut kemudian di sandingkan dengan data kedisiplinan guru.

“Data yg disurvey meliputi Kedisiplinan guru, Seberapa paham santri saat guru menerangkan, Seberapa menyenangkan cara guru mengajar, Seberapa sering memberikan motivasi, Seberapa suka santri terhadap sikap/pembawaan dan kualitas keilmuannya. Jawaban nya memiliki rentang 1 sampai 4 dari negatif ke positif, sedangkan data disiplin dari akademik adalah persentase kehadiran mapel utama. Kemudian jumlah poin dari survey tersebut dikali persentase kehadirannya, maka di dapatkan hasil 10 guru favorit tersebut” tutur Wadir Akademik Darul Ihsan, Murtadha, M.Pd.

Pengumuman guru terfavorite diadakan dikomplek putri Dayah Darul Ihsan pada Rabu pagi, 1 Desember 2021 sedangkan dikomplek Putra diadakan pada Kamis pagi, 2 Desember 2021 saat apel pagi.

10 Guru Favorit Siswa Tahun Pelajaran 2021-2022 Semester 1 adalah:
1. Muthmainnah, S.Pd.
2. Nia safira
3. Al-Amar
4. Mutia Ulfa, S.Pd.I
5. Nurkemalafitri, S.Pd.
6. Siti Mauli Arifah, S.Pd.
7. Rizwanah, S.Hum
8. Dara Augustria, S.Pd.I
9. Ikhwati, S.Pd.
10. Dina Ariani, S.Pd.

”Pemilihan ini diadakan sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi para guru yang tetap semangat mengajar meski di tengah pandemi serta sebagai rasa terima kasih atas ilmu yang telah dibagikan, dan juga sebagai perayaan hari guru nasional,” ujar Jihan Nabila selaku ketua pengajaran 2020-2021.

*Jurnalistik OSDI Putri 21/22