Tukang Protes dan Jawaban Jitu Sayyidina Ali Kw

Tukang Protes dan Jawaban Jitu Sayyidina Ali Kw


Pernah suatu hari seorang laki-laki datang menemui sayyidina Ali K.w seraya mengungkapkan kekesalannya dan mengajukan protes terhadap situasi tidak aman dan kekacauan yang terus menghantui masyarakat selama pemerintahan Sayyidina Ali Kw.

Laki-laki: wahai ‘Ali, situasi pemerintahan dua khalifah sebelum anda (Abu Bakar as-Shiddiq R.a dan Umar bin Khattab R.a)  jauh lebih baik dibanding saat anda menjabat khalifah sekarang. Walaupun pernah terjadi kekacauan (Perang Kaum Murtad misalnya) namun tidak berlangsung lama. Perselisihan antar umat Islam saat itu dengan mudah dapat ditangani dan dipersatukan kembali.
Kenapa saat anda menjadi pemimpin, suasana jauh berubah. Perang saudara, kekacauan politik kerap menghiasi perjalanan kekhalifahan anda. Kenapa begitu berbeda??

Sayyidina ‘Ali Kw: “Anda ingin tahu perbedaannya?”

Laki-lak: Ya..tentu

Sayyidina ‘Ali Kw: “Saat Abu Bakar dan Umar menjadi pemimpin, yang mereka pimpin adalah orang-orag seperti saya. Sedangkan ketika saya menjadi pemimpin, yang saya pimpin adalah orang-orang seperti kamu”. (Hanya banyak melakukan protes dan mencari-cari kekurangan orang lain)

Laki-laki: ……….????? (Meusangak)

Hebat, Lilin Kecil kalahkan Lilin Besar


Ada seorang gadis mengontrak rumah bersebelahan dengan rumah seorang ibu miskin dengan 2 anak. Satu malam tiba-tiba mati lampu, dengan bantuan cahaya HP dia ke dapur mau mengambil lilin, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, ternyata anak miskin sebelah rumah.
Anak itu bertanya panik : “Kakak, kamu punya lilin ?”
Gadis itu berpikir : JANGAN PINJAMKAN nanti jadi satu kebiasaan,
maka si gadis berteriak, “TIDAK ADA!!”.
Saat itulah si anak miskin berkata riang: “Saya sudah duga kakak tidak punya lilin, Ini ada 2 lilin untuk kakak. Kami khawatir karena kakak tinggal sendiri dan tidak punya lilin.”

Si gadis merasa bersalah, dalam linangan airmata, dia memeluk anak kecil itu erat-erat. 

Sahabat, janganlah kita mudah BERPRASANGKA, dan BERBAGILAH. Karena kekayaan tidak tergantung berapa banyak kita PUNYA, tetapi berapa banyak KITA BISA MEMBERI. Subhanallah….

Tutup Pintu Dari Luar

Seorang Santri terlambat masuk kelas. Untuk memberi pelajaran agar hidup  disiplin  seorang guru memberikan teguran aneh kepada santrinya.
Santri                          : tok, tok, tok,….Assalamualaikum….!!!!!
Guru & seisi Kelas      : Alaikum salam…
Santri                         : Afwan, ya ustad, ana terlambat.
Guru                          : La baksa (tidak masalah).
Santri                         : Syukran ustadz
Guru                          : Tolong tutup pintu dari luar.
Santri                   : Tanpa sadar dia melaksanakan perintah ustadz karena takut dimarahi lagi. Eh ternyata santri tersadar. Kalau menutup pintu dari luar sama dengan disuruh keluar. Dalam hati santri bergumam. That meuramah kali nyoe. (Tafa).

Makna ikhlas dalam berdakwah

Seorang ustadz mengajarkan  para santri tentang bagaimana berdakwah dengan Ikhlas. Karena santri masih terbatas memaknai ikhlas dan dakwah, terjadilah dialog antara ustadz dan salah seorang  santri.
Santri: Benarkah berdakwah mesti Ikhlas?
Ustadz: Betul. Seratus buat kamu.
Santri: Apakah berdakwah dalam bentuk ceramah tidak boleh mengambil uang saku atau uang jalan?
Ustadz: ia tidak boleh. Tapi satu syarat!
Santri: Apa syaratnya tadz?
Ustadz: Ketika ke Pasar cukup membayar  dengan kata (saya ustadz)
Santri: ¤¤¤¤¤¤¤$$$$$$§§§§§§¤¤¤¤¤¤¤
By: Admin Moes

 

Alasan menjadi senjata makan tuan

Seorang santri Darul Ihsan masbuk (terlambat) shalat berjamaah. Ustadz bagian Ibadah dengan wajah murka menanyakan kepada santri kenapa terlambat datang ke mushalla.
Ustadz: kenapa terlambat?
Santri: Mencret tadz
Ustadz: Berapa kali hari ini kamu BAB?
Santri:  1 kali tadz
Ustadz: apa juga mencret, ustadz yg tidak diare aja sehari lebih dari 1 kali BAB.
Santri: ????؟؟؟؟؟؟؟؟؟

Rencana Brantem Terkonyol

Diantara kisah  konyol di Dayah Darul Ihsan adalah rencana meulhoe Said  dengan Suja’.
Al-kisah setelah medakwa-dakwi Said ngon Suja’  ka sabe2 bungeh hingga pakat meuhloe. 
Berikut dialognya.

Suja’: Kah Said pu han beuheu di gampong droe!!!

Said: Oke, bek di sinoe ta meulhoe

Suja’: Pat sit?

Said: Di  Blang Bintang

Suja’: Long hana Honda ngon loen jak

Said: Tajak dua.

 

Kisah sederhana dan menarik ketika santriku hendak di Wisuda


Al-kisah.

Ustad Dr. H. Abi Zal Muhammad Yati Lc, MA selaku ketua Panitia mewajibkan semua wisudawan memakai sepatu hitam. Ada seorang santri bernama Zaid (nama samaran) sudah kalang kabut tidak cukup perlengkapan wisuda.

Akhirnya Zaid memberanikan diri meminjam sepatu pada ustad. Salah satu ustad yang dituju adalah saya. Ketika dia mengutarakan maksud hendak meminjam sepatu. Langsung saya katakan. Silahkan pakai sepatu ustad kalau ukurannya cocok. Namun perlu kamu ketahui sepatu itu adalah sepatu termahal yang pernah ustad beli dan pakai selama hidup. Jadi kamu harus hati-hati memakainya.

Sebentar dia terdiam melihat sepatu di deretan rak para asatiz Darul Ihsan. Lalu matanya tertuju ke sepatu yang saya maksud. Dia mendapati sepatu sudah tidak berwarna hitam lagi tapi sudah agak sedikit putih plang akibat menggunakan semir cair warna Neutral.

Setelah lama berfikir, akhirnya Zaid tidak jadi meminjam sepatu. Entah apa yang ada di pikirannya terhadap sepatu favorit yang termahal seukuran ekonomi saya. Dan akhir kisah, ketika wisuda berlangsung saya perhatikan sepatu Zaid hampir lepas ketika berjalan menuju pengukuhan alumni. Kami para guru menangis kecil dalam hati. Walaupun mulut mencoba tersenyum dan sedikit pun tidak merasa bahagia dengan senyuman itu.

Itulah bentuk kesederhanaan yang kami miliki. Ketika anak diluar sana sedang berbicara Aipat, Tablet dan Smartphone kami masih berkutat pada sebuah sepatu.
Sy menduga Zaid mengurungkan niat tidak jadi meminjam karena takut barang paling berharga dari saya tidak bisa dia jaga.

#Ibrah, ternyata walaupun sepatu warna hitam kalau terus-terusan disemir dengan warna Neutral warna hitam akan merubah menjadi abu-abu. Begitu juga dengan dakhi berupa dosa, sehitam apapun ia. Bila senantiasa kita netralisir akan merubah warna kelabu walaupun tidak menjadi putih suci.