• Home
  • Aliyah
  • Darulihsan@news (Ada Apa dengan Sekolah Agama Kita?)

Darulihsan@news (Ada Apa dengan Sekolah Agama Kita?)

ADA fenomena menarik ketika saya menjadi pendamping dalam Musabaqah Fahmil Quran Tingkat Madrasah Aliyah se Banda Aceh dan Aceh Besar di Kantor Kanwil Aceh baru-baru ini.
Diakui atau tidak hasil dari setiap perlombaan menjadi barometer untuk mengukur great sekolah yang dilombakan. Dari hasil sementara, rata-rata sekolah yang masuk ke semifinal adalah sekolah atau madrasah berbasis dayah (boarding school).
Sementara MAN (Madrasah Aliyah Negeri) yang dananya disuport oleh negara tidak banyak menghasilkan produk unggul. Kalau tidak ingin kita bilang gagal. Dari sekian banyak MAN yang ikut hanya satu yang lolos ke babak semifinal. Selebihnya diraih oleh anak MAS (Madrasah Aliyah Swasta) atau madrasah berbasis dayah terpadu.
Kelemahan itu sungguh tidak sebanding dengan dana yang dikucurkan oleh pemerintah untuk biaya operasional setiap bulan per sekolah mungkin menyerap dana ratusan juta rupiah berupa gaji guru plus ATK dan lain-lain.
Menurut amatan penulis, soal fahmil Quran yang buat oleh panitia Penamas (salah satu satuan kerja di Kanwil) hanya berkisar tiga pokok masalah;
1. Pemahaman terjemahan Alquran atau komplitnya kita bilang wawasan quraniyyah
2. Tajwid (ilmu baca Alquran)
3. Skil berbahasa asing yakni dalam bahasa Arab dan Inggris.
Ternyata siswa-siswa dari MAN kurang mengusai ilmu di atas. Sementara di dayah atau pesantren untuk mendukung item pertama adanya mata pelajaran Tafsir Alquran atau Tarjamah dan Muthalaah. Item kedua didukung mata pelajaran Alquran berupa kelas Iqra, Tahsin dan Tahfidh. Item ketiga didukung oleh program wajib berbahasa asing yakni bahasa Arab dan Inggris.
Nah, dari tulisan di atas dapat kita simpulkan Kanwil layaknya mengadopsi sistem belajar di dayah terpadu untuk diterapkan di madrasah aliyah lainnya. Sekolah berbasis dayah ini tidak saja berhasil mendidk mereka dalam ranah kognitif, kognigif, dan psikomotorik, tapi juga afektif. Artinya, siswa juga dididik mengenai sikap, minat, emosi, nilai hidup dan operasiasi siswa.
Fenomena itu adalah wujud dari kelengahan kita dari kalangan pendidik, pemerintah dalam ini Kanwil terlalu monoton dalam menjalankan roda pendidikan tanpa melakukan inovasi atau gebrakan ke arah yang positif.
Kiranya tulisan singkat ini jadi bahan masukan buat kita di kalangan pendidik. Goresan ini juga tidak bermaksud mendiskreditkan Madrasah Aliyah Negeri. Allahu alam bishawab.

Mustafa Husen Woyla, Pejabat sementara bagian Eskul Dayah Darul Ihsan Tengku Haji Hasan Kreung Kalee, Siem, Aceh Besar

Releated Posts

Peusijuk 173 Alumni  Darul Ihsan,  Guru Besar UIN Arraniry Prof Zulfikar  Tekankan Pentingnya Menjaga Akhlak dan Ilmu

Aceh Besar –  Dayah Darul Ihsan Abu Krueng Kalee menggelar prosesi peusijuk 173 alumni angkatan ke XVIII, yang…

ByBydarulihsanMar 18, 2023

Santri Darul Ihsan Khidmat Ikuti Kajian Isra wal Mi’raj Bersama Ayah Faisal dan Abu Muaz (1)

Jantho – Maknai hari besar islam, Dayah Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee Peringati Isra wal Mi’raj Nabi…

ByBydarulihsanFeb 18, 2023

Alhamdulillah, lagi, Santri Darul Ihsan Juarai Panahan, 2 Emas, 1 Perak, 1 Perunggu

Jantho – Pesantren Muammalat Solidarity Boarding School ( MSBS) mengadakan  Barebow Archery Festival 2022di Janthoe, 5 -6 November…

ByBydarulihsanNov 13, 2022

Santri Multitalenta Darul Ihsan lulus Beasiswa Berprestasi  Kemenag RI

Aceh Besar – Guru dan orangtua  dari alumni Darul Ihsan Abu Hasan Krueng Kalee bernama  Zaqhlul Ammar  yang…

ByBydarulihsanJun 10, 2022

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *